Rabu, 13 Juli 2016

makalah prinsip dasar pembelajaran bahasa Indonesia



Prinsip Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar


Description: F:\images a.jpg

Dosen : Salati Asmahasanah, M. Pd

Disusun oleh :


Putri Wulansari P.       ( 0371 12 154 )
V/J

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2014




KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kekhadirat Allah SWT, sebab berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Judul makalah yang akan kami bahas yaituPrinsip Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Salati Asmahasanah, M. Pd selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar di Universitas Pakuan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.
            Kepada para pembaca kami ucapkan selamat membaca. Manfaatkanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan banyak sekali perbaikan. Kami berharap kepada para pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang bermanfaat untuk bisa menyelesaikan tugas selanjutnya agar lebih baik lagi.

                                                                                    Bogor,   Oktober  2014


                                                                                                Penyusun




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...            i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. ii
BAB I   PENDAHULUAN…………………………………………………………           1
              I.I  Latar Belakang……………………………………………………….. 1
              I.II  Rumusan Masalah………………………………………………….....            1
              I.III Tujuan………………………………………………………………...            1
BAB II  PEMBAHASAN…………………………………………………………..            3
II.I  Prinsip-Prinsip Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia…….  3
II.II Contoh Implementasi Prinsip-Prinsip Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD…………………………………………….   5
II.III Landasan Pembelajaran Bahasa Indonesia………………………..   7
BAB III KESIMPULAN …..………………………………………………………            11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………            12



BAB I
PENDAHULUAN
I.I        Latar Belakang
Dalam Undang-Undang tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1) dan (2), dikemukakan bahwa “(1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara; dan (2) pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan undang-undang tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran tentu memiliki berbagai prinsip pembelajaran yang merupakan panduan dalam melaksanakan kegiatan belajar. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesastraan Indonesia.

I.II       Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran?
2.    Sebutkan prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia!
3.    Sebutkan landasan-landasan pembelajaran Bahasa Indonesia!
I.III     Tujuan
1.    Menjelaskan pengertian dari pembelajaran.
2.    Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia.
3.    Menjelaskan landasan-landasan pembelajaran Bahasa Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN
II.I       Prinsip-Prinsip Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada wawasan pembelajaran yang dilandasi berbagai prinsip. Prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari prinsip humanisme, prinsip progresivme, dan prinsip rekonstruksionisme.

A.    Prinsip Humanisme
Prinsip humanisme ini terdiri dari beberapa wawasan, diantaranya sebagai berikut:
1.      Manusia secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu.
Implikasi wawasan ini terhadap kegiatan pengajaran bahasa Indonesia yaitu guru bukan merupakan satu-satunya sumber informasi, siswa disikapi sebagai subyek belajar yang secara kreatif mampu menemukan pemahaman sendiri, dan dalam proses belajar mengajar guru lebih banyak bertindak sebagai model, teman pendamping, pemotivasi, fasilitator, dan aktor yang juga bertindak sebagai pebelajar.
2.      Perilaku manusia dilandasi motif dan minat tertentu.
Implikasi dari wawasan ini dalam kegiatan pengajaran bahasa Indonesia yaitu isi pembelajaran harus memiliki kegunaan bagi pebelajar secara aktual, dalam kegiatan belajarnya siswa harus menyadari manfaat penguasaan isi pembelajaran bagi kehidupannya, dan isi pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman, dan pengetahuan pelajar.
3.      Manusia selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan.
           Implikasi wawasan ini dalam kegiatan pengajaran bahasa Indonesia yaitu  layanan pembelajaran selain bersifat klasikal dan kelompok juga bersifat individual, pebelajar selain ada yang dapat menguasai materi pembelajaran secara cepat juga ada yang menguasai isi pembelajaran secara lambat, dan pelajar perlu disikapi sebagai subyek yang unik, baik menyangkut proses merasa, berpikir, dan karakteristik individual sebagai hasil bentukan lingkungan keluarga, teman bermain, maupun lingkungan kehidupan sosial masyarakatnya.

B.     Prinsip Progresivisme
Prinsip progresivisme memiliki wawasan bahwa:
1.   Penguasaan pengetahuan dan keterampilan tidak bersifat mekanistis tetapi memerlukan daya kreativitas.
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan melalui kreativitas ini berkembang secara berkesinambungan. Pemahaman kosa kata misalnya, akan membentuk keterampilan menyusun kalimat. Begitu juga kemampuan membaca dan menulis dibentuk oleh kemampuan memahami kosakata dan keterampilan menyusun kalimat. Pengetahuan dan keterampilan tersebut diperoleh secara utuh dan berkesinambungan apabila dalam proses pembelajarannya siswa secara kreatif melakukan pemaknaan kosakata, berlatih menyusun kalimat, melakukan kegiatan membaca, dan berlatih mengarang secara langsung. Selain itu, topik atau isi pembelajaran yang satu dengan yang lain harus memiliki hubungan dan secara potensial harus dapat dibentuk sebagai suatu keutuhan.
2.   Dalam proses belajarnya siswa seringkali dihadapkan pada masalah yang memerlukan pemecahan secara baru.
Dalam memecahkan masalah, siswa perlu menyaring dan menyusun ulang pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya secara hipotesis. Dalam hal ini terjadi cara berpikir yang terkait dengan metakognisi. Metakognisi adalah penghubungan suatu pengetahuan dengan pengalaman atau pengetahuan lain melalui proses berpikir untuk mehasilkan sesuatu (Marzano, 1992).

C.     Prinsip Konstruksionisme
Prinsip konstruksionisme menganggap bahwa proses belajar disikapi sebagai kreativitas dalam menata serta menghubungkan pengalaman dan pengetahuan hingga membentuk suatu keutuhan. Dalam tindak kreatif tersebut murid pada dasarnya merupakan subyek pemberi makna. Kesalahan sebagai bagian dari kegiatan belajar justru dapat membuahkan pengalaman dan pengetahuan baru.
Dalam proses pembelajaran, guru sebaiknya tidak “menggurui” melainkan secara adaptip berusaha memahami jalan pikiran murid untuk kemudian menampilkan sejumlah kemungkinan. Fulwier (dalam Aminuddin, l994) berpendapat bahwa Like students, teacher as learner are unique. Dinyatakan demikian karena dalam mengendalikan, mengembangkan, sampai ke mengubah bentuk proses belajar mengajar guru bisa jadi sering dihadapkan pada masalah baru. Karena itu, guru juga perlu belajar, mengembangkan kreativitas sejalan dengan kekhasan subyek didik, peristiwa belajar, konteks pembelajaran, maupun terdapatnya berbagai bentuk perkembangan.

II.II     Contoh Implementasi Prinsip-Prinsip Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

A.    Contoh Prinsip Humanisme

Menggunakan Teknik Inkuiri
Kelas: 5-6
Tujuan: Anak dapat mencari informasi tentang suatu hal
Hasil Pembelajaran: Siswa dapat melakukan wawancara
Langkah-langkah:
a)    Guru memperdengarkan teks wawancara sebagai contoh
b)   Murid-murid dilibatkan dalam rencana mewawancarai narasumber termasuk menentukan siapa yang akan diwawancarai dan informasi apa yang ingin mereka ketahui
c)    Murid menyusun pertanyaan untuk wawancara sebelumnya guru merencanakan mengundang narasumber ke kelas atau sebaliknya murid secara berkelompok mendatangi narasumber
d)   Murid berbagi tugas dalam kelompoknya. Misalnya, pewawancara, penulis, pengamat
e)    Setelah wawancara selesai murid menulis laporan

B.     Contoh Prinsip Progresivisme

Menggunakan Teknik Diskusi
Kelas: 5-6
Tujuan: Anak dapat mencari penyelesaian masalah melalui diskusi
Hasil Pembelajaran: Siswa dapat melaksanakan diskusi
Langkah-langkah:
a)    Guru menyiapkan kartu masalah untuk setiap kelompok. Setiap kelompok siswa memperoleh satu kartu masalah
b)   Guru membagi siswa atas beberapa kelompok dan menetapkan siapa yang akan menjadi moderator, dan siapa menjadi penulis
c)    Guru memberi petunjuk cara mereka berdiskusi
d)   Murid membaca kartu masalah. Misalnya, berikut ini:
     Murid-murid kelas 5 merasa sedih karena salah seorang temannya akan berhenti sekolah. Ia akan berhenti sekolah karena harus membantu orang tuanya mencari uang. Anak itu tinggal bersama adiknya yang masih kecil dan ibunya yang sedang sakit. Bagaimana cara kamu menolong teman ini?
e)    Guru mendampingi murid-murid dalam diskusi. Biarkan mereka bertanya jawab dengan aktif. Berikan dorongan kepada siswa yang pasif berbicara
f)    Murid mengakhiri diskusi dan menuliskan jawaban masalah
g)   Setiap kelompok ditugaskan melaporkan hasil diskusi
h)   Guru mengakhiri kegiatan dengan member penegasan dan kesimpulan serta penguatan berupa pujian dan pengarahan

C.    Contoh Prinsip Kontruksionisme

Menggunakan Teknik Sosiodrama dan Bermain Peran
Kelas: 5-6
Tujuan: Anak dapat mengembangkan kreativitas dalam berekspresi serta memahami, mengerti, dan menghargai perbedaan pendapat serta perasaan orang lain.
Hasil Pembelajaran: Siswa dapat bermain peran
Langkah-langkah:
a)      Tugaskan setiap kelompok memerankan dua orang tokoh. Misalnya, ibu dan anak ketika member nasihat (dapat menggunakan sandiwara boneka masing-masing peran menggunakan boneka)
b)      Salah satu kelompok memerankannya di depan kelas, murid-murid lain menanggapi
c)      Guru member tanggapan terhadap hasil kegiatan bermain peran atau sandiwara boneka
(Bermain peran ini tidak selalu dalam bentuk akting tetapi dapat juga dalam bentuk debat atau improviasasi)

II.III Landasan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Di sekolah dasar, landasan pembelajaran bahasa Indonesia ditelusuri melalui landasan formal yang berupa kurikulum, landasan filosofis-ideal yang berupa wawasan teoritik-konseptual, dan landasan operasional yang berupa buku teks bahasa Indonesia.

a. Landasan Formal
Landasan formal dalam meningkatkan kemampuan baca-tulis di Sekolah Dasar adalah kurikulum bahasa Indonesia. Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar secara umum mengacu pada kemampuan memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan secara lisan ataupun tertulis
Berdasarkan praktik pembelajaran bahasa di kelas, Bull (1989) memilah rancangan kurikulum bahasa atas dasar proses dan isi. Orientasi isi didasarkan pada sesuatu yang diajarkan, materi, atau butir-butir pembelajaran. Sedangkan orientasi proses berkaitan dengan deskripsi prosedural tentang bagaimanakah butir-butir pembelajaran tersebut disajikan. Dalam implementasinya, kedua orientasi ini memiliki tiga pola diantaranya yaitu:
(1)  orientasi kaya proses, tetapi terbatas isi,
(2) orientasi proses terbatas, tetapi kaya isi,
(3) orientasi proses yang kaya dengan isi yang kaya pula.
Pola pertama dirancang dalam praktik pembelajaran bahasa yang mengacu pada proses, misalnya proses menulis. Dinyatakan demikian sebab dalam proses menulis, fokus pembelajaran ditekankan pada pada bagaimana siswa berproses menulis secara aktif dan interaktif sehingga menghasilkan sebuah tulisn. Proses yang ditempuh dengan baik akan menghasilkan produk tulisan yang baik pula.
Dalam pola yang kedua, pembelajaran bahasa dilaksanakan dengan bertolak dari membaca area isi pembelajaran. Dengan cara ini siswa memanfaatkan kegiatan belajar bahasa untuk sekaligus mempelajari mata pelajaran lain. Demikian juga dalam praktik pembelajaran bahasa lintas kurikulum, melalui tema tertentu pembelajaran kiat berbahasa dijadikan sebagai landas tumpu untuk mempelajari area isi dari mata pelajaran lain.
Praktik pembelajaran bahasa dengan pola ketiga mengacu pada pelaksanaan pembelajaran bahasa yang mengacu pada sastra anak (literature based). Realisasi dari pola pembelajaran ini didasarkan pada pemahaman siswa berkaitan dengan sastra anak yang dijadikan landasan tumpu pembelajaran tersebut. Bull (1089) menegaskan bahwa rancangan kurikulum atas dasar literature based berpotensi untuk terlaksananya pembelajaran yang kaya proses dengan isi yang kaya pula. Atau sebaliknya proses terbatas dan isi terbatas pula.
Berdasarkan paparan di atas, kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia mestinya berorientasi pada proses dan isi secara proposional, yang dirancang untuk pola pembelajaran yang kaya proses dan isi. Untuk itu, peran guru sangatlah penting terutama dalam pemilihan metode pengajaran yang tepat dan beragam sesuai tujuan. Berdasarkan rancangan kurikulum tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia akan didasarkan pada pendekatan komunikatif dengan pola penataan bahan tematis, proses pembelajaran yang dilaksanakan secara integratif dengan mengaktifkan proses belajar siswa.

b. Landasan Teoritik-Konseptual
Landasan teoritik-konseptual merupakan sejumlah pendekatan yang melandasi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan komunikatif yang dijiwai teori fungsionalisme, pendekatan tematis-integratif, dan pendekatan proses. Dikemukakan dalam GBPP Bahasa Indonesia SD bahwa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, belajar bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi lisan maupun tulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Pembentukan kompetensi komunikasi harus didukung oleh empat kompetensi lain, yakni kompetensi gramatika, sosiolinguistik, kewacanaan, dan srategi komunikasi. Dalam upaya pencapaian kompetensi komunikatif, bahan pembelajaran ditata secara tematis dengan KBM yang bersifat integratif. Dengan bahan yang berancangan tematis, titik tolak pembelajaran adalah tema. Tema ini merupakan payung pemersatu pembelajaran dan bukanlah tujuan melainkan sarana penersatu kegiatam berbahasa (Depdikbud, 1994:10).
Sebagai unsur pengikat, tema dan topik diarahkan untuk membentuk keterampilan berbahasa secara terpadu. Keterpaduan itu menyangkut keterpaduan antara materi bahasa Indonesia dalam pengajaran bahasa Indonesia, serta keterpaduan antara pengajaran bahasa Indonesia dengan materi mata pelajaran yang lain. Mengacu pada keterpaduan yang sama, satu tema dapat digunakan untuk mengembangkan dua keterampilan berbahasa atau lebih, sekaligus memadukan sejumlah aspek kebahasaan, misalnya struktur dan kosakata.

c.  Landasan Operasional
Dalam praktik pembelajaran bahasa Indonesia peranan buku teks sebagai salah satu sumber pembelajaran sangatlah penting, karena buku teks disikapi sebagai satu-satunya informasi yang bersifat instan. Padahal seharusnya diseleksi, dianalisis, dan dibandingkan dengan butir-butir pembelajaran serta hasil jabaran pembelajaran yang ada di kurikulum sehingga ada keterkaitan dengan proses hasil belajar.
Dari segi proses pembelajaran, butir-butir isi pembelajaran harus ditata secara utuh, runtut, dan berkesinambungan. Untuk itu misalnya butir-butir pembelajaran menulis yang terdapat dalam buku teks dipadukan dengan butir-butir pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum. Pemaduan tersebut akan menghasilkan sekuensi tataan isi pembelajaran yang menyiratkan proses pembelajarannya.



BAB III
KESIMPULAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada wawasan pembelajaran yang dilandasi berbagai prinsip. Prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari prinsip humanisme, prinsip progresivme, dan prinsip rekonstruksionisme. Selain prinsip-prinsip tersebut, ada juga landasan pembelajaran bahasa Indonesia yang terdiri dari landasan formal yang berupa kurikulum pelajaran, landasan filosofis-ideal yang berupa wawasan teoritik-konseptual, dan landasan operasional yang berupa buku teks bahasa Indonesia.




















DAFTAR PUSTAKA

Resmini, Novi, dkk. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press.

1 komentar:

  1. QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    • BB : 2B3D83BE
    Come & Join Us!

    BalasHapus